Tolak FDS, Warga Nahdliyin Indramayu Datangi Gedung DPRD

Tolak FDS, Warga Nahdliyin Indramayu Datangi Gedung DPRD

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang regulasi pemberlakuan Full Day School (FDS) secara nasional menuai kontroversi. Alih alih meluncurkan program yang bertujuan untuk menguatkan karakter peserta didik, kebijakan ini dianggap sangat tidak proporsional. Bahkan, dinilai lebih banyak mudharat (kerugian) daripada manfaatnya.



Salah satu organisasi massa terbesar di Indonesia, NU, yang paling keras menolak kebijakan ini. Bagi NU, penerapan FDS di sekolah-sekolah justru sangat berpotensi menumbuhkan bibit-bibit radikalisme dan intoleran.

“Jika FDS diterapkan maka pertumbuhan intoleransi dan radikalisme yang sekarang grafiknya sudah mencapai angka 6,8 persen akan semakin meningkat” ujar ketua PBNU bidang hukum, H. Robikin Emhas (Jakarta, NU online).



Senada dengan Robikin, Sekjen PBNU, Helmy Faisal Zaini juga menuturkan, PBNU sangat keberatan dengan kebijakan ini, karena sangat-sangat jelas bisa menimbukan dampak kerugian yang sangat signifikan. Seperti yang dilansir di media Tribun Jambi, Helmy, menyebutkan, setidaknya ada 9 alasan kenapa PBNU menolak FDS :

1. Jam belajar yang terlalu banyak akan memberatkan siswa
2. Keberadaan Pesantren dan Madrasah Diniyah (Madin) akan tergerus
3. Memberlakukan FDS sama artinya merubah kurikulum pendidikan yang sedang berjalan. Sedangkan merubah komponen-komponen dalam kurikulum bukan persoalan mudah
4. Konsep belajar 5 (lima) hari akan memutus mata rantai kreatifitas dan kompetensi non akademik anak
5. Penambahan jam belajar sama artinya merampas hak bermain anak
6. Memberatkan kondisi finansial orang tua keluarga miskin karena harus memberi uang saku tambahan untuk anaknya
7. Siswa yang pulang sekolah terlalu petang bisa berdampak rawannya tingkat kejahatan
8. Akses transportasi dibeberapa daerah yang masih sulit didapatkan
9. Untuk keluarga miskin yang masih membutuhkan tenaga anaknya untuk sekedar membantu pekerjaan orang tua dalam mencari nafkah, praktis akan terhenti, karena anak-anaknya pulang pada sore hari. Artinya akan muncul 2 masalah secara bersamaan, pertama, orang tua terbebani dengan penambahan uang saku, kedua, tidak ada lagi tenaga untuk membantu mengerjakan pekerjaan orang tuanya.
Menurut pesan berantai yang dishare melalui social media Whatsap, estimasi jumlah peserta yang akan ikut melakukan aksi hari ini, Kamis, 24 Agustus 2017 mencapai 16.332 orang.
Lebih jelasnya berikut rincian peserta yang rencananya bergabung dalam aksi tolak FDS:

1. PCNU Indramayu: 50 orang
2. MWC NU Patrol: 400 orang
3. MWC NU Gbus Wetan: 500 orang
4. MWC NU Arahan: 300 orang
5. Fatayat Ranting Singajaya: 30 orang
6. OI (Orang Iwan Fals): 400 orang
7. MWC NU Cikedung : 300 orang
8. MWC NU Bongas: 300 orang
9. SMK NU Singaraja: 150 orang
10. SMP Plus Singaraja: 50 orang
11. PP RM Singaraja: 150 orang
12. MWC NU Kandanghaur: 300 orang
13. Lakpesdam: 30 orang
14. Ansor Banser: 500 orang
15. Yayasan Wathoniyah Cikdeung: 150 orang
16. SMK Karangmangu Dukuhjati: 50 orang
17. KPD Indramayu: 100 orang
18. MWC NU Pasekan: 522 orang
19. PP Darul Falah Bongas: 100 orang
20. MWC NU Indramayu: 300 orang
21. PMII Indramayu: 100 orang
22. MTs NU Cantigi: 50 orang
23. SMK Ma’arif Arahan: 20 orang
24. SMK NU Ampera: 100 orang
25. LPNU: 10 orang
26. LTNU: 20 (tim cyber media)
27. SMA Ma’arif Legok: 41 orang
28. Lazisnu: 15 orang
29. MWC NU Sindang: 200 orang
30. PC Muslimat: 30 orang
31. MWC NU Gantar: 300 orang
32. MWC NU Kroya: 300 orang
33. SMA NU Tenajar: 30 orang
34. MWC NU Lelea: 300 orang
35. Yysn Darul Ma’arif Kandanghaur: 200 orang
36. MWC NU Karangampel, Ansor,
Muamillin, dan Al Hikmah: 500 orang
37. MWC NU Haurgeulis: 300 orang
38. MWC NU Widasari: 100 orang
39. SMK Seni Kroya: 190 orang
40. MWC NU Sukagumiwang: 300 orang
41. SMK Yapiim Dukuh: 50 orang
42. PP I’natul Mubtadi’ien Dukuh: 50 orang
43. Maim Lungsemut: 140 orang
44. Kampus Putih Segeran: 1000 orang
45. SMK NU Indramayu: 30 orang
46. Yysn Al Hidayah Karanganyar: 700 orang
47. SMK Al qur’aniyah: 100 orang
48. Kampus Hijau: 2000 orang
49. SMP NU Wanasari: 50 orang
50. PP Hidayatul Mubtadi’ien Terisi: 100 orang
51. SD NU Raso : 20 orang
52. MWC NU Sukra: 300 orang
53. MTs Yapiim: 88 orang
54. SMK Juntinyuat: 75 orang
55. MWC NU Bangodua: 150 orang
56. MWC NU Jatibarang: 100 orang
57. SMP Plus Segeran: 75 orang
58. MA Darunnahwi Singajaya: 100 orang
59. Ponpes Ulfa: 100 orang
60. Yysn Hidayatunnasyi’ien
Kedungwungu: 150 orang
61. SMK Islam Assyafi’iyah: 200 orang
62. MWC NU Krangkeng: 500 orang
63. Kampus hijau 2 Ma’arif Langut: 400 orang
64. MWC NU Anjatan: 300 orang
65. SMK Ma’arif Sukaslamet: 110 orang
66. MWC NU Terisi: 300 orang
67. MWC NU Kertasemaya: 350 orang
68. MDA Hidayatul Mubtadi’ien
Bojongslawi: 50 orang
69. Ponpes Assyafi’iyah Kedungwungu: 500
70. SMP Hidayatunnasyi’ien
Krangakeng: 25 orang
71. SMK Assobuniyah Kertasemaya: 30 orang
72. Darul Ma’arif Legok: 300 orang
73. SMK Yapin Kertasemaya: 30 orang
74. MWC NU Karangampel: 500 orang

Jumlah tersebut relatif terus bertambah seiring dukungan yang terus bermunculan dari elemen-elemen masyarakat lainnya.

Komposisi massa yang terdiri dari unsur pengurus NU tingkat ranting, anak cabang, dan
cabang Indramayu, tokoh masyarakat, ulama, aktivis, gerakan mahasiswa, pelajar, guru, dan unsur-unsur lainnya berkumpul di gedung PCNU, Jl. Gatot Subroto untuk kemudian melakukan aksi long march menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Indramayu.

Rencananya setelah menyalurkan aspirasi di gedung DPRD masa akan bergeser ke pendopo Bupati Indramayu untuk melakukan aksi sekaligus istighatsah (do’a) bersama.




Tidak ada komentar